2011年4月11日星期一

Komplain iblis atas ulah manusia | Togar Arifin Silaban

Konon suatu ketika, iblis menghadap Tuhan dan mengajukan protes atas sikap manusia.

"Tuhan, bagaimana sih manusia ciptaanMu itu, mereka yang berbuat salah, kok aku yang selalu dijadikan kambing hitam".

"Kenapa kamu bilang begitu ?", Tuhan bertanya.

"Lha iya dong, coba, ketika si Jumollang ditanya hakim, karena korupsi. Jumollang enak saja bilang: "Maaf pak hakim, saya tergoda iblis, ingin cepat kaya, jadi saya korupsi". Di lain waktu, Jaultop, ketika main-main dengan istri orang, dia juga bilang. "Habis, aku tak tahan godaan iblis, jadi aku selingkuh". Jadi aku, iblis ini selalu dijadikan kambing hitam".

Tuhan pun berkata:

"Jangankan kamu, Aku saja sering dijadikan kambing hitam kok".

"Lho kok bisa manusia mengkambinghitamkan Tuhan?, iblis bertanya.

"Iya, waktu itu, si Dul Tolup, naik sepeda motor ngebut di jalanan rame, ya karena ugal-ugalan, dia kesenggol mobil,  kemudian jatuh, kakinya patah. Dul Tolup masuk rumash sakit, kemudian ketika ditanya, dia bilang: "Ya, apa boleh buat, sudah kehendak Tuhan, saya jadi begini".

Mosok, Dul Tolup yang salah, kok katanya Tuhan berkehendak dia celaka. Padahal Aku tak pernah berkeinginan manusia itu celaka. Tapi, bukan cuma Dul Tolup yang begitu, masih banyak lagi yang lain juga."

Iblis jadi garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Aku saja Tuhan, dijadikan kambing hitam oleh manusia, apalagi kamu iblis, ya pasti dikambing hitamkan sama mereka. Manusia itu memang mau menang sendiri".

Tentu saja dialog antara iblis dengan Tuhan sebagaimana digambarkan diatas adalah FIKTIF, cuma rekayasa cerita, tidak pernah terjadi. Dialog itu hanya sekedar ilustrasi, bagaimana manusia selalu menghindar dari tanggung jawab, apalagi ketika ada resiko yang akan dihadapi.

Manusia memang serakah, tidak mau mengalah dan mau menang sendiri. Konon lebih sulit menemuan manusia yang benar-benar jujur, rendah hati, daripana menemukan jarum yang terjatuh di tumpukan jerami. Padahal Tuhan menciptakan manusia untu tujuan kebaikan, untuk kejujuran. Tuhan memang memberikan kebebasan kepada manusia, apakah mau mengikuti kehendak Tuhan atau lebih mengikuti kehendak dirinya sendiri. Dan manusia lebih senang mengikuti kehendak diri sendiri yang seringkali malah merugikan dirinya dan orang lain.

没有评论:

发表评论