2011年4月5日星期二

Pembanguan dan pemberdayaan Serba Instan | Akar Foundation

Oleh: Bustanul jamil

"Pada abad ke 19 ilmuan social prancis memukakan bahwa keunggulan bangsa Amerika adalah karena mereka mempunyai kemampuan asosiasional yang kuat. Artinya bangsa tersebut mempunyai kemampuan kuat untuk membuat organisasi dan memanajemeninya. Bangasa Indonesia hampir sama, mudah membuat organisasi, tetapi tidak mempunyai kecakapan dalam memanajemeninya"

Dalam proses pembangunan baik yang terjadi didunia internasional, maupun di Indonesia, pada dasarnya dipengaruhi oleh sekurang-kurangnya dua dimensi. Dimensi pertama adalah dimensi makro yang mengambarkan bagaimana institusi Negara melalui kebijakan dan peraturan yang dibuatnya mempengaruhi proses perubahan disuatu masyarakat. Sedangkan dimensi kedua adalah dimensi mikro, dimana individu dan kelompok dalam masyarakat mempengaruhi proses pembangunan itu sendiri. Pada akhir dasa warsa 1950-an 'pembangunan'-pembangunan sering dianggap sebagai suatu ''obat' terhadap berbagai macam masalah yang muncul dalam masyarakat, terutama pada negara-negara yang sedang berkembang.

Pembanunan diindonesi salah satunya di provinsi Bengkulu, kita lihat bahwa pembangunan yang dilakukan oleh penguasa (orang no 1) merupakan pembangunan yang hanya bersifat terlihat (Pembangunan Fisik) yang bisa menghabiskan uang Negara yang sekala besar, sedangkan pembangunan yang dilakukan adalah pembangunan yang bersifat sementara bisa dikatakan pembangunan hanya bertahan hanya beberapa tahun saja. Misalnya pembangunan jalan yang hanya bisa beberapa tahun bahkan hanya beberapa minggu kondisi jalan sudah mulai rusak kembali.jadi terlihat bahwa pembangunan itu hanya bersifat sementara dan kemudian apa yang dibangun agar bisa cepat hancur supaya bisa dilakukan pembangunan kembali sekedar untuk mendapatkan dana pembanunan berikutnya.

Pembangunan Bersifat Instan.

Pembangunan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat merupakan hal yang pendekatan intim dalam kegiatan pembangunan. Pembangunan masyarakat muncul sebagai kritik terhadap pendekatan modernisasi yang gagal dalam dua prasarat dasar peradaban manusia yaitu kebutuhan secara harmonis dengan lingkunganya dan kebutuhan untuk hidup harmonis dengan yang lainnya.

Pemberdayaan merupakan sebuah "proses menjadi" bukan sebuah proses "instan" yang merupakan sebuan tindakan perubahan serba jadi, serba cepat dll, tatkala dalam proses sebungkus "Mie" hanya disiram dengan air panas dan kemudian dikasi bumbu lalu langsung bisa dimakan' atau dengan kata lain yaitu; dalam pembangunan layak nya diberikan bantuan berupa modal (pemerintah memberikan ikan kepada masyarakan hingga bisa langsung di makan, tapi selayaknya pemerintah memberikan pancing untuk mereka bisa mencari ikan)

Tiga Sisi Pemberdayaan

Pemberdayaan mempunyai tiga tahap dalam pembangunan adalah yang pertama adalah penyadaran, kedua pengkapasitasan, dan penyadaran. Tahap pertama penyadaran adalah pada tahap ini target yang hendak diberdayakan diberi " pencerahan" dalam bnetuk diberikan penyadaran bahwa mereka mempunyai hak untuk mempunyai sesuatu. Misalnya, kelompok masyarakat miskin. Kepada mereka diberikan pemahaman bahwa mereka dapat menjadi berada, dan itu dapat dilakukan jjika mereka mempunyai kapasitas untuk keluar dari kemiskinannya. Pada tahap ini memberikan pengetahuan yang bersifat kognisi,belief dan healing. Prinsipnya membuat mereka perlu "demand" (membangun) diberdayakan, dan prose situ dimulai dari mereka sendiri bukan dari orang lain.

Tahap kedua adalah pengkapasitasan yang sering disebut dengan "capacity building" dengan kata lain memampukan atau enabling. Dalam tahap ini sebelum memberikan otonomi daerah seharusnya daerah-daerah yang hendak diotonomkan diberi kemampuan untuk membuat mereka cakap (skill0 dalam mengelolah otonomi yang diberikan. Pengkapasitasan manusia dalam arti memampukan manusia, baik dalam kontek individu maupun kelompok yang sudah dibekalkan dengan pelatihan, workshop dan seminar untuk mampu menerima daya atau kekuasaan yang diberikan. Pengkapasitasaan organisasi dilakukan dalam bentuk restrukturisasi organisasi yang hendak menerima daya atau kapasitas tersebut. Misalnya diberikan peluang usaha, bagi kelompok miskin dibuat Badan Usaha Miliki Rakyat (BUMR) agar manajemennya efisien dan terstruktur. Dalam tahap ini sering kita abaikan bahwa. "sebelum kita menanam bibit jagung, kita siapkan pula lahannya. Bukankah kita tidak munking menabur bibit jagung sekehendak hati! Menabur bibit jagung diatas karang atau jalan raya tidak akan memberikan tumbuhan jagung". Pengkapasitasan system nilai, dilakukan dengan membantu target dan membuatkan aturan main diantara merekaendiri. Manusia diberikan kapasitas manajerial, diberikan organisasi atau lembaga usaha, dari semua proses sudah dilalui maka pada tahap ini mereka diberikan pilihan atau penilaian yang mereka miliki (Skill) sehingga kekuasaan dan otoritas yang telah diberikan bisa dijalankan dengan baik.

Seni Proses Alamiah

Pembangunan dan Pemberdyaan pada akhirnya bukanlah "teori" sebagaimana dikatakan Ron JohnSon Dan David Redmond, tatkala pemberdayaan menjadi sebuah parktik dan seni yang mengemuka adalah bagaimana memanajemeni proses pemberdayaan. artinya pemberdayaan tidak boleh bermakna "merobotkan" atau "menyeragamkan" pemberdayaan juga memberi ruang pada pengembangan keberagaman kemampuan manusia yang beragam. Begitu alamiahnya pemberdayaan sehingga kita lupa proses situ penting. Kebiasaan manusia indonesia untuk membuat pemberdayaan menjadi kegiatan yang diangagap "jadi dengan sendirinya".

没有评论:

发表评论